Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2022 dan 2023

Industri kelapa sawit yang dihasilkan oleh perusahaan kelapa sawit di Indonesia adalah industri strategis untuk perekonomian makro, pengurangan kemiskinan, pembangunan ekonomi daerah dan pengurangan emisi GHG.

Untuk perekonomian makro, industri kelapa sawit memiliki peran strategis yaitu penghasil devisa terbesar, pendorong ekonomi nasional, membangun kedaulatan energi, ekonomi kerakyatan serta menyerap banyak tenaga kerja.

Meningkatnya produksi CPO bisa mengurangi kemiskinan dengan signifikan pada sentra-sentra perkebunan kelapa sawit. Untuk pembangunan ekonomi daerah, industri kelapa sawit memiliki peran strategis dalam membangun daerah pelosok/pinggiran menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di pedesaan.

Tak hanya itu industri kelapa sawit juga memiliki peran penting dalam pengurangan emisi GHG baik nasional ataupun global yaitu dengan pengantian solar menjadi biodiesel sawit serta penyerapan kembali karbon dioksida (CO2) dari atmosfer bumi oleh tanaman kelapa sawit.

Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Semakin Kuat 2022 dan 2023

Berdasarkan laporan WEO (World Economic Outlook) IMF (International Monetary Fund) pada Januari 2022 menunjukkan catatan pertumbuhan sebesar 5,9% pada 2021, diperkirakan perekonomian global mengalami moderasi ke tingkat 4,4% pada 2022 atau turun -0,5% points dibandingkan laporan WEO Oktober 2021 dan 3,8% pada 2023.

Beberapa hal yang menjadi penyebab diantaranya munculnya varian Omicron, kenaikan harga energi dan disrupsi supply yang mendorong kenaikan inflasi, serta kebijakan regulasi yang semakin ketat di sektor perumahan China.

Di Indonesia sendiri, perusahaan kelapa sawit di Indonesia ikut berperan dalam memperkuat perekonomian nasional. Sementara itu secara luas moderasi terjadi pada ekonomi beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa, serta China.

Ekonomi Amerika Serikat diperkirakan menurun dari 5,6% pada 2021 ke tingkat 4,0% pada 2022, dan 2,6% pada 2023.

Pada periode yang sama, proyeksi pertumbuhan China adalah 8,1%, 4,8% dan 5,2%, sementara di Eropa 5,2%, 3,9%, dan 2,5%.

Arah menormalisasi kebijakan moneter dan berlanjutnya disrupsi supply diperkirakan menjadi faktor utama pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat tumbuh melambat.

Melambatnya perekonomian China diperkirakan sebagai dampak adanya disrupsi di sektor perumahan dan kebijakan zero Covid-19 yang berpengaruh pada mobilitas.

Perkembangan Covid-19 dan gangguan supply juga berpeluang mempengaruhi perekonomian wilayah Eropa di masa depan.

Proyeksi tumbuhnya negara-negara ekonomi baru atau emerging market cukup beragam pada tahun 2021 sampai 2023. India diperkirakan bertumbuh tinggi hingga 9,0% pada 2021 dan 9,0% pada 2022, lalu mengalami moderasi ke 7,1% pada 2023.

Prospek ekonomi India diproyeksikan membaik seiring bertumbuhnya kredit yang nantinya berpengaruh positif terhadap tingkat konsumsi dan investasi. Sementara pada kawasan ASEAN-5, diperkirakan pertumbuhan ekonomi justru ada pada tren meningkat.

Pada periode 2021-2023, Indonesia diperkirakan akan tumbuh kuat sebesar 3,3%, 5,6%, dan 6,0%. Sementara Malaysia 3,5%, 5,7%, dan 5,7%. Pada periode yang sama, pertumbuhan PDB Thailand sebesar 1,3%, 4,1%, 4,7%, sementara Filipina 4,6%, 6,3%, dan 4,9%

Menguatnya perekonomian Indonesia yang telah terlihat pada tahun 2022 dan akan berlanjut pada tahun 2023 menjadi bukti bahwa upaya penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi nasional berpengaruh signifikan pada kecepatan pemulihan ekonomi Indonesia.

Perusahaan kelapa sawit di Indonesia yang banyak menyerap tenaga kerja turut berperan dalam pemulihan ekonomi Indonesia. Namun masih ada beberapa risiko yang bisa mempengaruhi perekonomian nasional dan perlu untuk diwaspadai di masa depan.

Beberapa risiko yang perlu untuk diwaspadai di masa depan antara lain potensi munculnya varian baru Covid-19, isu disrupsi supply dan volatilitas tingkat harga energi yang menimbulkan ketidakpastian untuk tingkat inflasi, risiko terhadap stabilitas finansial emerging markets.

Tak hanya itu, normalisasi kebijakan moneter beberapa negara maju dengan kenaikan suku bunga, isu perubahan iklim, dan tensi geopolitik yang relatif masih tinggi juga perlu untuk diwaspadai di masa depan.

Pengaruh Industri Kelapa Sawit Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Pembangunan nasional sekarang ini masih menghadapi beragam permasalahan ekonomi seperti pengurangan kemiskinan, percepatan pembangunan daerah pelosok/pinggiran, mengurangi penggangguran, mengatasi ketimpangan, meningkatkan pendapatan dan lain-lain.

Dalam menyelesaikan permasalahan itu diperlukan pembangunan industri strategis yang mempunyai daya dorong besar serta berdampak luas. Industri kelapa sawit yang dihasilkan oleh perusahaan kelapa sawit di Indonesia adalah industri strategis yang bisa membantu menyelesaikan permasalahan tersebut.